Perbedaan Revolusi Industri dari 1.0 Sampai 4.0
Akhir-akhir ini kita sering mendengar tentang Revolusi Industri 4.0 di berbagai kesempatan, mungkin sebagian dari Anda sudah memahaminya dan ada juga yang masih bingung apa itu Industri 4.0. Ungkapan ini umumnya selalu berkaitan dengan topik teknologi dan masa depan. Apalagi di Indonesia sendiri revolusi industri 4.0 ini sudah digalakkan oleh pemerintah. Biar kita ngga bingung lagi, langsung aja yuk kita bahas sejarah revolusi industri terjadi dibawah ini!
Awal Mula
Menurut Wikipedia, Revolusi Industri adalah suatu perubahan besar dalam cara manusia memproses sumber daya dan memproduksi barang. Revolusi Industri terjadi pada kurun waktu antara 1760-1850 dimana terjadi perubahan yang sangat besar di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi dan teknologi serta berdampak besar pada kondisi sosial, ekonomi dan budaya dunia. Revolusi ini telah menyebabkan perkembangan yang luar biasa yang telah terjadi di semua aspek kehidupan manusia. Secara sederhana, Revolusi Industri adalah era di mana aktivitas kerja manusia di berbagai bidang mulai digantikan oleh mesin. Awal mula revolusi industri terjadi pada negara Inggris dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang dan seluruh dunia.
Dimulai dari revolusi industri 1.0
Terjadi pada abad ke-18, revolusi industri 1.0 ditandai dengan adanya mesin – mesin uap untuk proses produksi barang. Hal ini menjadi suatu perubahan dalam aktivitas manusia dalam peralatan kerja mulai dari pertanian, pertambangan, transportasi, sampai ke manufaktur pun mulai menggantikan tenaga manual seperti tenaga hewan dan manusia. Kegiatan produksi massal pertama juga berlangsung pada era ini.
Revolusi Industri 2.0
Setelah berakhirnya era Revolusi Industri 1.0 pada tahun 1850, Revolusi Industri memasuki fase berikutnya yaitu Revolusi Industri 2.0 yang ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik. Pada era ini, transportasi mobil mulai secara massal diproduksi.
Berbeda dengan era sebelumnya yang lebih fokus pada efisiensi mesin, sedangkan Revolusi Industri 2.0 lebih fokus pada proses manufaktur itu sendiri. Contohnya adalah proses pembuatan mobil, yang pada awalnya tidak mungkin dilakukan di tempat lain karena biaya yang tinggi, namun kemudian diselesaikan dengan konsep jalur produksi (assembly line) yang memanfaatkan ban berjalan pada tahun 1913. Hal ini membuat proses produksi menjadi lebih mudah karena tidak lagi dibutuhkan satu orang untuk merakit mobil, karena mereka dilatih menjadi spesialis yang hanya mengurus satu bagian.
Revolusi Industri 3.0
Pada era ini disebut sebagai pemicu teknologi dan peran manusia di industri pun mulai dikurangi. Berbeda dengan era sebelumnya, manusia masih punya peran penting dalam produksi barang. Dimana pada era ini ditandai dengan munculnya mesin – mesin pintar yang berteknologi khusus yang bisa memprediksi dan membuat keputusan sendiri yaitu komputer dan robot.
Era revolusi industri 3.0, dalam dunia manufaktur bisa menjadi revolusi yang sangat penting Mengingat pembuatannya membutuhkan ketelitian dan ketepatan yang sangat tinggi, dua hal ini sangat sulit untuk manusia. Dengan menggunakan teknologi dapat menjadi solusi yang tepat agar produksi massal dapat dilakukan secara otomatis, cepat dan berkualitas.
Revolusi Industri 4.0
Klaus Schwab selaku Executive Chairman World Economic Forum (WEF) adalah orang pertama yang memperkenalkan Revolusi Industri 4.0, dalam pengantarnya disebutkan bahwa revolusi ini secara fundamental akan mengubah kehidupan dan pekerjaan manusia. Dimana pada era ini berfokus pada perkembangan dunia digital dan internet (internet of Things). Saat ini efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkoneksi dengan Internet of Things. Teknologi seperti ojek online, tarik tunai ponsel dan warung digital juga muncul di era revolusi terbaru ini.
Secara pengertian, Revolusi Industri 4.0 merupakan era industri yang memungkinkan semua entitas saling berkomunikasi kapan saja dan secara real time menggunakan teknologi internet.
Adanya kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini sudah memungkin kita untuk membangun jaringan komunikasi yang lebih luas dengan Metro Ethernet Telkom bahkan bisa mencapai satu kota besar sebagai penghubung antara pengguna dari lokasi geografis terpisah. Kamu tidak harus bergantung pada WAN (Wide Area Network) atau MAN yang mahal. Metro Ethernet Telkom memiliki biaya yang lebih hemat apabila dibandingkan WAN atau MAN dalam mendukung arus komunikasi dan transaksi yang lebih cepat, mudah dan efisien.
Kesimpulan
Telah terbukti bahwa era revolusi industri menawarkan peluang baru di setiap fase dari 1.0 hingga 4.0. Tentu di setiap perubahan dan penemuan – penemuan baru dapat menggulingkan pihak lain yang tidak siap. Tergantung kita untuk melihatnya dari sudut yang berbeda, itu bisa menjadi peluang baru atau bisa menjadi ancaman. Sebagai antisipasi, kita harus mempersiapkan diri menyongsong revolusi industri yang akan terjadi. Caranya adalah dengan terus belajar, agile, dan adaptasi.